Tanah Pasundan
Tlah lama tiada kutapaki
Hati yg gundah gulana
Sirna
Berkat udara yg cerah
Kuhirup perlahan
Udara yg tlah lama kunanti
Menyeruak rongga batin
Senyum itu
Kembali menari
Tatapan ramah
Sapaan merdu
Langkah perlahan
Ketenangan batin
Tanpa hingar bingar
Nusantara gemilang
Terpancar di kalbu
Tatapan mata syahdu
Tanpa kerling menggoda
Tetap mempesona
Kutatap tanah Pasundan
Dari langit
Aura menggelora
Angin malam
Berdesir indah
Kutatap lagi untuk kesekian lagi
Terasa sesak di dada
Haruskah segera berlalu
Perlahan ku tutup pintu hati
Langkah kaki yg berat
Gontai berlalu
Angkasa kehidupan
Kelana takdir
Masih harus mengalir deras
Kupandangi lagi wajahmu
Kuhirup lagi aroma semerbak
Kupejam mata
Semua harus berlalu
Takdir menakdir
31 Mei 2016.
·
* *