Perlahan ku peluk dirimu
Bagai bidadari
Tanpa sehelai dedaunan
Wajahmu tampak pasrah
Terbayang kabut di matamu
Namun dikau tetap tersenyum
Bibir merah itu
Merekah merona
Terasa dingin
Aroma tubuhmu
Diterpa angin malam
Semilir lirih
Matamu terkatup
Ayunan gelombang laut
Membuatmu hanyut
Dalam gairah malam
Indah tubuhmu
Memabukkan kalbu
Betapa kuragu
Adakah nuranimu hadir
Dalam setiap ayunan ombak
Mata itu tetap terkatup
Bibir itu semakin menahan jeritan
Adakah sakit di hatimu
Adakah nuranimu menyadari
Betapa ku rindu manyun tangismu
Tangis itu reda perlahan
Senyummu mulai terbit
Ombak laut reda perlahan
Ada perih di hatiku
Ku tatap punggungmu yg mengkilat
Ku tatap peluh yg menetes
Betapa kini kusadari
Betapa anggun dirimu
Tanpa sehelai dedaunan
Ku tak kuasa menahan takdir
Dirimu adalah takdir
Senyummu adalah takdir
Kutatap ayunan langkahmu
Yang semakin jauh melangkah
Selamat meniti takdir
Merpati kecilku
19 maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar