Senin, 28 Maret 2016

Perih Di Matamu

Perlahan ku peluk dirimu
Bagai bidadari
Tanpa sehelai dedaunan

Wajahmu tampak pasrah
Terbayang kabut di matamu
Namun dikau tetap tersenyum
Bibir merah itu
Merekah merona

Terasa dingin
Aroma tubuhmu
Diterpa angin malam
Semilir lirih

Matamu terkatup
Ayunan gelombang laut
Membuatmu hanyut
Dalam gairah malam

Indah tubuhmu
Memabukkan kalbu
Betapa kuragu
Adakah nuranimu hadir
Dalam setiap ayunan ombak

Mata itu tetap terkatup
Bibir itu semakin menahan jeritan
Adakah sakit di hatimu
Adakah nuranimu menyadari
Betapa ku rindu manyun tangismu

Tangis itu reda perlahan
Senyummu mulai terbit
Ombak laut reda perlahan
Ada perih di hatiku

Ku tatap punggungmu yg mengkilat
Ku tatap peluh yg menetes
Betapa kini kusadari
Betapa anggun dirimu
Tanpa sehelai dedaunan

Ku tak kuasa menahan takdir
Dirimu adalah takdir
Senyummu adalah takdir

Kutatap ayunan langkahmu
Yang semakin jauh melangkah
Selamat meniti takdir
Merpati kecilku

19 maret 2016


*   *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar