Air hangat itu
Perlahan
Menyisir punggungku
Ku pejam mata ini
Masih terasa
Sisa hangat pelukmu
Bahumu yg begitu dingin
Rona pipi yg tak lagi merah merona
Kerling mata yg tak lagi menggoda
Dan lenggok yg tak lagi berayun
Semua sirna
Namun hangat pelukmu
Begitu berarti
Mengisi relung hati
Yg tlah lama hampa
Air panas itu
Tlah lama berhenti
Menyisir punggungku
Ku teregun
Tanpa kusadari
Dikau tlah lama berlalu
Sisa hangat pelukmu
Seakan tak jua berlalu
Kususuri gelap malam
Semilir angin dingin
Takkan pernah bisa mengusir
Hangat pelukmu
Senyummu tlah lama sirna
Tinggal hangat pelukmu
Yg tersisa di kalbu ini
Ribuan jejak langkah
Tanpa terasa
Menemani gelap malam
Di antara sisa hangat pelukmu
Ku rindu senyummu
13 Januari 2016.
·
* *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar