Ku terhenyak sendiri
Di kursi butut tua
Memandang para pakar berkicau
Agar negara ini tentram
Kepala mulai nyut nyut nyut
Durian effect
Tiga bongkah durian
Pasrah tak berdaya
Kemilau pisau tajam
Membelah durian dengan kejam
Durian effect semakin kejam
Pikiran semakin mengawang ke langit
Di awang awang
Kusesali seluruh drama tak berkesudahan
Terlalu banyak drama tanpa skenario
Entah akan kemana negara ini dibawa
Kerakusan menguasai nadi kenegaraan
Kaum idealis terkulai di emperan peradaban
Bagai durian yg kujajah
Setetes cinta yg mengembang
Pada tiga bongkah durian
Menatap tak berdaya
Pada lalu lalang kerakusan
Luasnya langit malam
Tak berarti apa apa
Patriotisme kenegaraan yg hilang
Bambu runcing modern
Kalah oleh gemerlap hedonisme dunia
Diktator kembali dirindukan
Untuk menyatukan kembali
Serpih serpih patriotisme yg retak oleh zaman
Pekik merdeka
Hanya seakan konsumsi akademik
Kutatap kulit durian
Kutatap diriku
Yg tenggelam dalam skenario kelompok gila
Patriotisme yg patah
Bahkan oleh tusukan ilalang
Kupejam mata
Kunikmati alam gelap
Ditemani durian effect
Entah di mana senyummu
Yg terbayang hanya senyum si gila
Petuah sang dosen
Tinggalkan semua yg membuat repot hidupmu
Kembali menari di pelupuk mata
Kembali kucari senyummu cintaku
Enyah di mana dirimu
Kau biarkan aku dikepung kaum gila
31 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar