Selasa, 01 September 2015

Cinta Pada Sebongkah Durian

Ku terhenyak sendiri
Di kursi butut tua
Memandang para pakar berkicau
Agar negara ini tentram

Kepala mulai nyut nyut nyut
Durian effect

Tiga bongkah durian
Pasrah tak berdaya
Kemilau pisau tajam
Membelah durian dengan kejam

Durian effect semakin kejam
Pikiran semakin mengawang ke langit

Di awang awang
Kusesali seluruh drama tak berkesudahan

Terlalu banyak drama tanpa skenario
Entah akan kemana negara ini dibawa
Kerakusan menguasai nadi kenegaraan
Kaum idealis terkulai di emperan peradaban
Bagai durian yg kujajah

Setetes cinta yg mengembang
Pada tiga bongkah durian
Menatap tak berdaya
Pada lalu lalang kerakusan
Luasnya langit malam
Tak berarti apa apa

Patriotisme kenegaraan yg hilang
Bambu runcing modern
Kalah oleh gemerlap hedonisme dunia

Diktator kembali dirindukan
Untuk menyatukan kembali
Serpih serpih patriotisme yg retak oleh zaman
Pekik merdeka
Hanya seakan konsumsi akademik

Kutatap kulit durian
Kutatap diriku
Yg tenggelam dalam skenario kelompok gila
Patriotisme yg patah
Bahkan oleh tusukan ilalang

Kupejam mata
Kunikmati alam gelap
Ditemani durian effect
Entah di mana senyummu
Yg terbayang hanya senyum si gila

Petuah sang dosen
Tinggalkan semua yg membuat repot hidupmu
Kembali menari di pelupuk mata

Kembali kucari senyummu cintaku
Enyah di mana dirimu

Kau biarkan aku dikepung kaum gila

31 Agustus 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar