Sore temaram
Ditemani dedaunan terhembus angin
Kutatap langit
Penuh kabut asap
Asap pekat
Sepekat hatiku pada senyummu
Sore begitu temaram
Hujan sekejap
Tak berdaya mengusir kabut asap
Dalam kesunyian sore kelam
Kembali kutatap senyummu
Yang terus membayangi
Senyum yg takkan luntur
Oleh hujan dan kabut asap
Ku ingin memaki pembakar hutan
Kuingin protes pada Tuhan
Kenapa harus disiksa
Dalam lautan kabut asap
Namun niat itu sirna
Ketika kembali kutatap senyummu
Gelora hati
Menggetarkan kalbu
Senyummu
Sesejuk salju di himalaya
Kabut asap
Hujan sekejap
Sore temaram
Kutatap terus senyummu
Di bengkel cinta
Hembusan angin dingin
Menyadarkanku
Yg bisa kumiliki hanya senyummu
Yg begitu memabukkan
Langit semakin senja
Sore semakin larut
Kututup tatapan senyummu
Bergegas
Meluncur kembali di rimba kehidupan
5 September 2015
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar