Rabu, 19 Agustus 2015

Antara Kau dan Ibumu

Sore itu
Matahari tenggelam malu-malu
Daku menatapmu
Menyiram bunga
Bersama seorang gadis temanmu

Tiada mengenal lelah
Bunga kau sirami
Laksana Tuhan Alam Semesta
Yang mengasihi makhluknya.

Temanmu itu
Memotong dedaunan kering
Laksana hujan meniadakan debu

Jari lentik
Membelai bunga kembang
Ingin kusentuh
Menerbitkan debaran jiwa
Gemuruh langit ke tujuh
Gemerincing kursi Ilahi

Pandangan sayu
Menatap flora nan suci
Laksana mentari
Menyinari alam semesta

Oh bidadariku berdua
Suci nian hatimu
Kuingin menyinggahi
Kelembutan rona pipimu
Yang tanpa jerawat
Dan panu

Kemarin, esok, lusa
Tiada henti
Mengasihi bunga nan indah

Kupandangi ente berdua
Di tengah keheningan alam semesta
Bagai bulan kembar
Gemulai

Ingin kuraih
Kugapai
Kudaki
Kuterjuni
Keduanya

Tapi
Oh....
Betapa aku kaget
Ternyata temanmu itu
Adalah ibumu

Oh.....
Sayang sekali
Padahal
Aku lebih menyukai dia
Yang ternyata ibumu

Ahhhhhh........

6 Desember 2002

*   *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar